Pro dan Kontra “Wisata Malam” Pasar Kembang Jogja

Apa yang terpikir dalam benak anda ketika mendengar kata “Wisata Malam” Jogja. Ya, kita semua tahu saat kita ber”Wisata Malam” jalan-jalan dikawasan malioboro, ada sebuah sebuah tempat prostitusi yang sangat terkenal dan melegenda, yang dinamakan Pasar Kembang.

Kawasan Pasar Kembang atau Jalan Pasar Kembang, sering disebut dengan akronim sebagai Sarkem. Memang, dulunya kawasan ini menjual bunga-bunga. Namun lambat laun, ikon tempat ini berubah. Atau mungkin “kembang” yang dimaksud bukanlah kembang bunga, tapi kembang yang lain.

Jalan Pasar Kembang merupakan gang kecil yang merupakan perkampungan penduduk. Banyak penduduk yang tinggal di kawasan ini. Mereka hidup dengan damai, dan tak sedikit yang banyak meraup rezeki karena kedatangan wisatawan. Penginapan banyak berdiri di tengah suasana perkampungan, dengan keramahan para penduduknya.

Pro dan Kontra keberadaan Pasar Kembang

Ikon Pasar Kembang mulai berubah ketika tempat ini dijadikan area prostitusi. Keberadaannya memang menuai pro dan kontra. Padahal, awalnya tempat ini hanya perkampungan biasa, yang berada di jantung kota Jogja.

Pusat prostitusi ini sudah berkembang sejak masa pendudukan Belanda. Sebagian besar pekerja seks di Sarkem justru bukan berasal dari Yogyakarta. Sarkem dihuni oleh perempuan-perempuan yang berasal dari luar DIY, seperti Solo, Purwodadi, dan sebagainya.

Pertama kali justru wilayah itu dikenal dengan sebutan Balokan, mengingat wilayah tersebut sedang ada pembangunan rel kereta api. Areal itu dipakai untuk menaruh semua material pembangunan rel kereta api dan Stasiun Tugu (sekarang Stasiun Yogyakarta).

Tentu kita tidak perlu membahas kenapa ada yang ingin tempat ini tutup, ya jelas karena memang ini adalah tempat esek-esek, dunia malam yang dapat merusak moral masyarakat.

Akan tetapi di sisi lain, Sekalipun keberadaannya masih menimbulkan pro dan kontra sampai saat ini, Sarkem ternyata masih menjadi daya tarik di Yogyakarta. Terbukti, pada akhir pekan tidak sedikit wisatawan yang meminta kepada tukang becak di sekitar kawasan itu untuk diantar.

Banyak yang mengatakan walaupun ini tempat prostitusi, tapi pelanggannya bukanlah masyarakat jogja, dan pekerja seks nya juga nyaris tidak ada yang asli jogja. Jadi menurut mereka tempat ini hanyalah sebuah pemanis saja, yang tidak akan terlalu mengganggu psikologis masyarakat setempat. Nah, bagaimana menurut kalian gaes!?

Bagi anda wisatawan dari luar jogja yang tidak membawa kendaraan pribadi, kami sarankan untuk menyewa motor. Dengan menyewa motor, liburan anda akan lebih feksibel, lebih memuaskan & mampu menjangkau lebih banyak tempat wisata di jogja.

Info mengenai sewa motor jogja anda bisa hubungi cintajogja rental motor di nomor 082131444668/085729237980. Harga mulai dari 60rb/hari sudah bisa keliling jogja 24 jam penuh. di cintajogja rental motor juga memberikan diskon sewa hingga 10%. Anda bisa buktikan sendiri…

Info lebih lengkap di website cintajogja.com